Pages

Selasa, 22 Maret 2011

Kalimat

Dalam liinguistik kalimat adalah satuan dari bahasa atau arus ujaran yang berisikan kata atau kumpulan kata yang memiliki pesan atau tujuan dan diakhiri dengan intonasi final.

Kalimat tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat.

Kalimat majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
  1. Kalimat Majemuk Setara
  2. Kalimat Majemuk Bertingkat
  3. Kalimat Majemuk Campuran
  4. Kalimat Majemuk Rapatan

Kalimat majemuk setara

Yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:
  • Kalimat Majemuk Setara Penggabungan: Menggunakan kata penghubung `dan`
  • Kalimat Majemuk Setara Penguatan: Menggunakan kata penghubung `bahkan`
  • Kalimat Majemuk Setara Pemilihan: Menggunakan kata penghubung `atau`
  • Kalimat Majemuk Setara Berlawanan: Menggunakan kata penghubung `tetapi`, `sedangkan`, `melainkan`
  • Kalimat Majemuk Setara Urutan Waktu: Menggunakan kata penghubung `kemudian`, `lalu`, `lantas`

Kalimat majemuk bertingkat

Yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Contoh: Induk Kalimat: Kemarin ayah mencuci motor. Selanjutnya kata `kemarin` yang menduduki pola keterangan, diperluas menjadi anak kalimat yang berbunyi: Ketika matahari berada di ufuk timur. Maka penggabungan induk kalimat dan anak kalimat berdasarkan kalimat di atas menjadi:
  1. Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor, atau
  2. Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur.

Kalimat majemuk campuran

Yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat. Contoh: Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat

Jumat, 18 Maret 2011

Pengertian Puisi

Puisi adalah bentuk karangan yang tidak terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.
Unsure-unsur intrinsik puisi adalah
1. Tema yaitu tentang apa puisi itu berbicara
2. Amanat yaitu apa yang hendak dinasehatkan kepada pembaca
3. Rima yaitu persamaan-persamaan bunyi
4. Ritme yaitu perhentian-perhentian atau tekanan-tekanan yang diatur
5. Majas atau gaya bahasa yaitu permainan bahasa untuk efek estetis maupun maksimalisasi
6. Kesan yaitu perasaan yang diungkap lewat puisi
7. Diksi yaitu pilihan kata atau ungkapan

Sumber  :  http://id.shvoong.com/humanities/arts/2050696-pengertian-puisi/

PARAGRAF

Paragraf merupakan bagian dari karangan (tertulis) atau bagian dari tuturan (lisan). Umumnya terdiri dari sejumlah kalimat. Fungsinya untuk mengungkapkan informasi tertentu dengan gagasan utama sebagai pengendalinya.
A. UNSUR-UNSUR PARAGRAF
Paragraf terdiri atas gagasan utama dan beberapa gagasan penjelas.

a.       Gagasan Utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan paragraf.
Gagasan utama suatu paragraf berada pada kalimat topik (kalimat utama). Kalimat ini menjadi tumpuan pengembangan paragraf. Satu kalimat dinyatakan sebagai kalimat utama apabila pernyataan di dalamnya merupakan rangkuman ataupun gagasan menyeluruh, yang dapat mewakili pernyataan-pernyataan lain dalam paragraf itu.

Ciri-ciri kalimat utama
Suatu kalimat berisikan kalimat utama ditandai oleh kata-kata kunci seperti berikut ini:
• Sebagai keseimpulan ....
• Yang penting ....
• Jadi, ...
• Dengan demikian, ....
• Intinya ...
• Pada dasarnya ....


b. Gagasan Penjelas adalah gagasan yang perannya menjelaskan gagasan utama.
Ciri-ciri: kalimat penjelas umumnya berisikan:
• Contoh-contoh
• Peristiwa ilustratif
• Uraian-uraian kecil
• Kutipan-kutipan, dan
• Gambaran-gambaran yang sifatnya parsial.

B. CIRI-CIRI PARAGRAF YANG BAIK
a. Kepaduan Bentuk (Kohesi)
Suatu paragraf adalah kohesif apabila pada paragraf itu dioptimalkan pemakaian penanda-penanda hubungan antarkalimatnya. Adapun fungsi utamanya adalah memadukan hubungan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Penanda hubungan antarkalimat itu mencakup lima hal, yakni:
1. Hubungan penunjukkan yang ditandai oleh kata-kata itu, ini, tersebut, berikut, tadi.
2. Hubungan pergantian ditunjukkan oleh kata-kata: saya, kami, kita, engkau, anda, mereka, ia: bentuk ini--itu dan sejenisnya dapat pula berfungsi sebagai penanda hubungan bergantian.
3. Hubungan pelesapan ditandai oleh penggunaan kata sebagian, seluruhnya.
4. Hubungan perangkaian, ditandai oleh kata dan, lalu, kemudian, akan tetapi, sementara itu, selain itu, jadi, akhirnya, namun, demikian.
5. Hubungan leksikal, ditandai oleh pemanfaatan pengulangan kata, sinonim, hiponim.

b. Kepaduan Makna (koherensi)
Suatu paragraf adalah koheren apabila informasi yang terdapat pada kalimat yang satu berhubungan erat dengan kalimat lainnya, keeratan hubungan antara kalimat-kalimat tersebut ditandai oleh penanda pertalian makna antarkalimat.
Adapun pertalian makna antarkalimat dalam paragraf sedikitnya mencakup sepuluh macam, yakni:
1. Pertalian penjumlahan ditandai oleh penggunaan di samping, selain itu, selain daripada itu, kecuali itu, lagi pula.
2. Pertalian perurutan ditandai oleh penggunaan lalu, kemudian.
3. Pertalian pertentangan ditandai dengan ungkapan sebaliknya, akan tetapi, tetapi, namun, padahal, walaupun demikian.
4. Pertalian lebih ditandai oleh ungkapan malah, malahan, apalagi, lebih-lebih, bahkan.
5. Pertalian sebab-akibat ditandai oleh ungkapan oleh karenanya, karena itu, oleh sebab itu, maka, akibatnya.
6. Pertalian waktu ditandai oleh ungkapan setelah itu, ketika itu, sebelum itu, sejak itu.
7. Pertalian syarat ditandai oleh ungkapan jika demikian, apabila demikian, apabila begitu.
8. Pertalian cara ditandai oleh ungkapan dengan demikian, dengan begitu, dengan cara begitu.
9. Pertalian kegunaan ditandai oleh ungkapan untuk itu.
10. Pertalian penjelasan ditandai oleh ungkapan misalnya, contohnya.

C. MENYUSUN PARAGRAF DENGAN KALIMAT UTAMA DI AWAL DAN AKHIR PARAGRAF
Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Paragraf Deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya di awal paragraf
b. Paragraf Induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya di akhir paragraf.

D. MEMAHAMI PARAGRAF YANG BAIK
Berdasarkan bentuknya, karangan/paragraf dapat dibedakan menjadi lima bentuk.

1. Deskripsi (menguraikan, melukiskan, memerikan)
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang bertujuan untuk memberi kesan tersendiri kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, atau peristiwa yang ingin disampaikan oleh penulis. Dengan deskripsi, pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, dan merasakan terlibat dalam peristiwa yang dikemukakan oleh sang penulis.
Ciri-ciri paragraf deskripsi:
a. Menggunakan kata-kata ekspresif, yaitu kata-kata yang dapat menggambarkan apa yang dilihat, didengar, diraba, dicium, atau dirasakan oleh penulis secara cepat.
b. Menggambarkan suasana alam sekitar dan perasaan tokoh secara rinci dan mendetail.
c. Bersifat infornatif.

2. Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan unutk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya.
Ciri-ciri paragraf eksposisi:
a. Memaparkan definisi (pengertian)
b. Memaparkan langkah-langkah, metode, atau cara melaksanakan suatu kegiatan.

3. Narasi
Narasi (naration) secara harfiah bermakna kisah atau cerita. Jadi, paragraf narasi bertujuan untuk mengisahkan atau menceritakan. Paragraf narasi lebih mementingkan urutan cerita dan biasanya ada tokoh yang dikisahkan.
Ciri-ciri paragraf narasi:
a. biasanya disampaikan secara kronologis dan mengandung plot atau rangkaian cerita.
b. Ada tokoh yang diceritakan baik manusia maupun bukan.

4. Argumentasi (membuktikan atau menyampaikan alasan)
Paragraf argumentasi bertujuan untuk menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca.
Ciri-ciri paragraf argumentasi:
a. Adanya bukti-bukti untuk memperkuat pendirian/pendapat.
b. Berpikir logis dan kritis yang bertolak dari fakta-fakta
c. Adanya analisis yang cermat terhadap fakta-fakta atau bukti yang digunakan.
d. Adanya penalaran yang logis, yaitu merumuskan pendapat yang benar sebagai hasil proses berpikir untuk merangkaikan fakta-fakta menuju suatu simpulan yang dapat diterima oleh akal sehat.

5. Persuasi (mempengaruhi pembaca)
Bertujuan untuk mempengaruhi pembaca dengan pendekatan psikologis. Memerlukan fakta sebagai penunjang.
Bentuk dan Sifat Paragraf atau Karangan

Bentuk Sifat Isi
Narasi (cerita) Nonilmiah/fiksi Menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu.
Contoh: novel, cerpen, biografi
Deskripsi (Gambaran) Nonilmiah/fiksi Menggambarkan sebuah objek sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu.
Contoh: Cerita tentang kesibukan di pasar, keadaan banjir
Eksposisi (Paparan) Ilmiah/nonfiksi Memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi, tujuannya agar pembaca dapat memperoleh informasi dan pengetahuan sejelas-jelasnya. Disertai dengan data atau fakta-fakta lain untuk memperjelas pemaparannya.
Contoh: resep, laporan kegiatan, notulen rapat
Argumentasi (pembuktian) Ilmiah/nonfiksi Bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu. Pembuktian memerlukan data dan fakta yang meyakinkan.
Contoh: makalah, laporan penelitian
Persuasi (mempengaruhi) Ilmiah/nonfiksi Bertujuan untuk mempengaruhi pembaca dengan pendekatan psikologis. Memerlukan fakta sebagai penunjang.

Pedoman Penulisan Tanda Baca

Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
contoh: Saya suka makan nasi.
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
contoh:
• Irwan S. Gatot
• George W. Bush
Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Anthony Tumiwa
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
• Dr. (Doktor)
• Ny. (Nyonya)
• S.E. (Sarjana Ekonomi)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
• dll. (dan lain-lain)
• dsb. (dan sebagainya)
• tgl. (tanggal)
Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.
5. Tanda titik dibelakang huruf dalam suatu bagian ikhtisar atau daftar.
contoh:
I. Penyiapan Ulangan Umum.
A. Peraturan.
B. Syarat.
Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal.
Contoh:
• 1.1
• 1.2
• 1.2.1
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
contoh:
• Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
• Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.
8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga- lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat.
contoh:
• Sekjen : (Sekretaris Jenderal)
• UUD : (Undang-Undang Dasar)
• SMA : (Sekolah Menengah Atas)
• WHO : (World Health Organization)
9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:
• Cu (Kuprum)
• 52 cm
• l (liter)
• Rp 350,00
10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.
contoh:
• Latar Belakang Pembentukan
• Sistem Acara
11. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.
contoh:
• Jalan Kebayoran 32

• Jakarta, 3 Mei 1997

• Yth.Sdr.Ivan
Jalan Istana 30
Surabaya

Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
contoh:
• Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
• Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
contoh:
• Oleh karena itu, kamu harus datang.
• Jadi, saya tidak jadi datang.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:
• O, begitu.
• Wah, bukan main.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan tanggal, (ii) bagian-bagian kalimat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
contoh:
• Medan, 18 Juni 1984
• Medan, Indonesia.
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
contoh: Rinto Jiang,S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
contoh:
• 33,5 m
• Rp 10,50
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
contoh: dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.

Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
contoh: malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur, adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.

Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
contoh:
• yang kita perlukan, sekarang ialah barang-barang yang berikut: kursi, meja, dan lemari.
• Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
contoh:
Ketua : Borgx
Wakil Ketua : Hayabuse
Sekretaris : Ivan Lanin
Wakil Sekretaris : Irwan Gatot
Bendahara : Rinto Jiang
Wakil bendahara : Rex
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi sudah terbit.
5. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
contoh:
....dia beli ba-
ru juga.
-Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris.
contoh:
.... masalah i-
tu akan diproses.
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris.
contoh:
.... cara baru meng-
ukur panas
akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
contoh:
.........mengharga-
i pendapat.
3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
contoh: anak-anak
tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
contoh: p-e-n-g-u-r-u-s
5. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
bandingkan:
• ber-evolusi dengan be-revolusi
• dua puluh lima-ribuan (20x5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1x25000).
• Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
• PN dengan di-PN-kan.
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbulan atau kata.
contoh:
• se-Indonesia
• hadiah ke-2
• tahun 50-an
• ber-SMA
• KTP-nya nomor 11111
• bom-V2
• sinar-X.
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
• di-charter
• pen-tackle-an
Sebagai lambang matematika untuk pengurangan (tanda kurang).

Tanda Pisah (—)
1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar
-Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa jarak.
contoh: Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera
2. Tanda pisah menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
contoh:
• 1919—1921
• Medan—Jakarta
• 10—13 Desember 1999
Tanda Garis Bawah (_)
Tanda Elipsis (....)
Tanda Tanya (?)
Tanda Seru (!)
Tanda Kurung ((...))
Tanda Kurung Siku ([...])
Digunakan untuk tambahan komentar yang bukan berasal dari penulis asli. Contoh:
• Katanya, "[Adam] tidak datang ke sekolah hari ini".
Tanda Kurung Lancip (<...>)
Biasa digunakan di bahasa komputer HTML
Tanda Kurung Kurawal ({...})
Tanda Kurung Ganda («...»)
Biasa digunakan di bahasa pemrograman komputer


Tanda Petik ("...")

1. Tanda petik digunakan untuk menyatakan suatu kalimat langsung atau kadang juga sebagai penegasan.
contoh: kata Ketua, "Kita akan segera berangkat besok."
Tanda Petik Tunggal ('...')
Tanda petik tunggal biasa digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain. Misalnya, seperti di bawah ini.
“Aku mendengar seseorang memanggil, ‘Nori, Nori’, dari hutan itu,” ujar Ramon.
Tanda petik tunggal juga digunakan untuk mengapit terjemahan, ungkapan asing, atau penjelasan kata. Kalau dalam linguistik, tanda petik itu disebutkan mengapit makna.
Tanda Ulang (...2)
Ditulis dengan menambahkan angka 2 (atau 2) di akhir kata yang seharusnya diulang, menandakan kata tersebut diulang dua kali. Tanda penyingkatan ini tidak resmi. Kata yang berulang harus ditulis penuh. Contoh:
• Buku-buku (bukan "buku2")
• Saudara-saudara (bukan "saudara2")

Tanda Garis Miring (/)
Biasa digunakan untuk menyatakan "atau", biasanya untuk dua kata yang bersinonim. Contoh:
• Membuat / melakukan. (dibaca: membuat atau melakukan)
Untuk dua hal yang hampir serupa bunyinya, dalam hal ini tanda "/" tidak dibaca. Contoh:
• RT/RW
• AC/DC
Sebagai lambang matematika untuk pembagian (tanda bagi).

Tanda Garis Miring Terbalik (\)
Tanda Penyingkat (Apostrof)(`)(')

Sumber info: http://id.wikipedia.org/wiki/Bantuan:Penulisan_tanda_baca